Selasa, 26 Juli 2011

Terminator 2

Film ini bersejarah buat gw. Iya karena bisa dibilang jadi saksi perjalanan cinta gw. cailah. tapi bener.

Saat film ini diputer kira-kira 1,5 tahun yang lalu gw nonton sambil smsan sama si (sebut saja) T. Masih inget banget smsnya kurang lebih:
"Nanti musuhnya mati kecebur kolam, dah essy bobo udah malem juga masih dipaksain"
ya, saat itu saat-saat masih jamannya pendekatan.

Kemudian film ini di putar kembali beberapa bulan yang lalu, gw udah lupa kapannya. disitu udah renggang dan awal-awal, tsaaah, awal-awal si T mau lupain gw lah ceritanya. Saat liat film itu gw sms dia "Nanti musuhnya mati kecebur kolam, dah essy bobo udah malem juga masih dipaksain, gw masih inget banget sms itu lo kirim pas lagi nonton terminator" balesannya "please, essy gw mohon lo ga usah inget inget lagi, dan kalo lo inget ga usah di kasih tau gw" ya tragis memang

Dan sekarang 26 Juli 2011 film ini diputar lagi dan gw gak akan ngirim sms apa-apa cuma ada salem hati "hmm pengen nulis blog ini"

just share, tragis ya memang. senyum aja deh sekarang :D
sekian dan terima kasih

Kamis, 21 Juli 2011

Sabar

gak bisa marah, soalnya sama orang tua sih. ya udah mau gimana lagi.
ngambek? ya jelas aja. semua anak juga pernah ngambek.
kalo ditanya mama suka diem. kenapa? mungkin kalo gw jawab gw akan membentak / berbicara dengan nada tinggi. itu dosa kan? yaudah diem aja.
sepertinya gw mulai punya kebiasaan baru yaitu nangis dalem kamar mandi.
harus sabar, tahan emosi, gapapalah nagis aja. udah itu langsung plong.
ya satu kata. SABAR :)

Kamis, 14 Juli 2011

one for ten

Memberi 1 maka kau akan mendapat 10. Kata-kata itu sepertinya pernah aku dengar dan sepertinya ada dalam hadist. Selasa malam sekitar pukul 7 kurang aku pergi ke hero untuk membeli susu, aku parkir tidak di dalam kawasan hero tomang. Kalau kata orang sekitar itu belakang hero. Aku membeli susu, oat meals dan bumbu nasi goreng. Aku menyiapkan uang 30 ribu karena masih ada 12 ribu di kantongku dan itu untuk membeli pulsa 11 ribu sisanya seribu untuk parkir. Ternyata total harganya Rp. 30.040 aku menambahkan 2 ribu dan aku segera menyerahkan ke kasir. Tetapi kasir mengembalikan uang 2 ribuku katanya pembulatan. 

Alhamdulillah dan pikiranku saat itu adalah aku masih bisa membeli pulsa. Tetapi aku berfikir gimana caranya bayar parkir hanya seribu rupiah. Jika aku menyerahkan uang 2 ribuku itu takut tidak dikembalikan dan aku tidak bisa beli pulsa. Sempat berfikir kalau aku ngomong saja ke abang parkirnya kalau aku minta dikembalikan seribu. Ah tapi itu agak sedikit malu. Perjalanan menuju parkiran motor aku memutuskan untuk menggunakan uang 10 ribuku untuk membayar parkir. Ya kalau dikembalikan 8 ribu berarti aku tidak bisa beli pulsa, aku berharap diberi kembalian 9 ribu. Setelah selesai menyiapkan motor aku menyerahkan uang 10 ribu untuk bayar parkir dan ternyata abangnya bilang Cuma ada 8 ribu dek, nanto kapan-kapan kalau kesini parkirnya gratis deh. Dalam hati aku berkata oh ternyata parkirnya seribu. Dengan masih berfikir pulsa aku berjala menaiki motor ku. Berarti aku harus pulang dahulu untuk meminta uang sama ayah untuk beli pulsa, niatnya ingin sekali jalan biar ga bulak balik ternyata keadaannya begitu. Sempat juga berfikiran untuk ngutang seribu ke abang pulsa tetapi tidak lah aku memutuskan untuk pulang saja. 

Ya sudah mungkin aku hari ini kurang amal, tadi juga di kereta mau ngasih uang ke orang tapi ragu-ragu. Akhirnya aku pulang dan meminta seribu sama ayah dan aku kembali keluar untuk membeli pulsa. Ternyata umi memanggilku dan menayakan hendak kemana aku, aku bilang mau beli pulsa dan umi bilang ini pakai uang umi aja sekalian tukerin. Subhanallah Allah emang maha adil. Aku memberi seribu ke tukang parkir tapi aku mendapat uang sepuluh ribu untuk beli pulsa. Terima kasih umi, terima kasih ya Allah.

Minggu, 03 Juli 2011

Move on!!

Entah apa yang aku lakukan di 2 hari terakhir ini. Jumat (1 Juni 2011) sepulang dari Plaza Semanggi kekuatan itu datang. Kekuatan untuk bertindak. Kekuatan untuk melangkah. Kekuatan untuk mengambil keputusan.  Mendengar cerita dari salah satu teman, aku terharu dia mendukungku terlebih lagi dia membantuku di hadapan teman-temannya. Entah bagaimana aku harus berterima kasih kepada dia. Aku tahu dia sebenarnya berada di posisi sulit. Dia tahu tentangku, dia ingin mambantuku dan dia sudah buktikan kepada 2 orang temannya tetapi dia juga tidak bisa menunjukkan di 2 orang temannya yang lain. Allah maha besar, aku merasakan sekali begitu banyak orang yang mendukungku. Mendengar semuanya aku mengambil keputusan untuk pindah kampus. Mungkin ini saatnya, saat yang tepat untuk bertindak setelah aku sempat pasrah dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Mungkin ini sebuah petunjuk dari Allah, petunjuk dari doa yang selama ini aku panjatkan.

Malam itu, Allah memberiku kekuatan untuk mengumpulkan barang-barang dan akan aku kembalikan kepada yang bersangkutan. Sambil bercucuran air mata, aku membuka dompet aku mengmbil tiket 21, aku membuka file kemudian aku ambil kertas-kertas, aku buka laci aku ambil barang. Aku menangis, mungkin saat itu segala sesuatu yang mengganjal di pikiranku tertumpah. Besok aku akan ke rumah temanku untuk menitipkan barang itu kepada yang bersangkutan. Aku memang ingin melakukan ini disaat yang bersangkutan ulang tahun. Tetapi Allah memberiku kekuatan di malam itu. Sudah yakin dan aku benar-benar yakin.

Kalau memikirkan keadaan kelas, aku memang terlihat biasa saja tetapi semua juga sudah tahu apa yang terjadi. Aku batin kalau harus bertahan. Jika pindah yang bersangkutan tentu akan senang dan merasa bebas karena tidak ada aku. Tetapi aku kali ini lebih memikirkan diriku dan kebaikanku. Sulit menjelaskan keadaan yang aku alami ketika di dalam kelas. Tetapi aku harus bergerak, memang beras rasanya tetapi lebih berat lagi kalau tidak bergerak.

2 keputusan yang telah aku putuskan malam itu. Terima kasih ya Allah...

ShareThis